Soaldan Jawaban Belajar dan Pembelajaran 1. Mengapa pembelajaran di Indonesia masih diwarnai oleh teori behaviorisme? Jawab : Sebelum kita mengetahui mengapa Indonesia masih menggunakan teiri tersebut, kta harus mengetahui apa teori behaviorisme tersebut.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan belajar! Jelaskan ciri-ciri kegiatan yang terjadi pada saat belajar! Tujuan belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku. Jelaskan perubahan-perubahan yang dimaksud dalam pernyataan tersebut! Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembelajaran! Jelaskan ciri-ciri kegiatan pembelajaran! Jelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran! Navigasi tulisan ide kita untuk kita
1 Fungsi Secara Umum. Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses memiliki 3 macam fungsi pokok, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, (3) melakukan penyempurnaan kembali. Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, yaitu : Learning is a process that must be done by every individual to get knowledge. It is considerably a fundamental element in the implementation of any education level. The success of education depends on the student learning process both within and outside the school. In formal education the learning process is inseparable from to the teaching and learning process. Both of these processes are synergized to realize the ideals of the nation in order to educate the life of the world. As learning creatures and educational practitioners, whatever related to learning is important to know. Learning is a conscious activity undertaken by individuals through training and experiences that produce behavioral changes that include the cognitive, affective and psychomotor aspects. While teaching and learning is a system or process of teaching subject matters that are planned, implemented, and evaluated systematically so that students can achieve the learning objectives effectively and efficiently. Th... Misalnya seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENGERTIAN BELAJARBelajar adalah proses, aktivitas, bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya ingatan, tapi juga pengalaman. Hasil belajar bukanlah penguasaan hasil pelatihan, melainkan perubahan tingkah laku. Belajar adalah proses dimana individu berinteraksi dengan lingkungan untuk mengubah perilakunya. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikologis yang secara aktif berinteraksi dengan lingkungan, yang bermuara pada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap.[1]Seseorang yang telah melalui proses belajar akan mengalami perubahan pada dirinya yaitu,Perubahan interpersonalTerjadi perubahan positif-aktifPerubahan yang bersifat efektif CIRI - CIRI BELAJAR Djamarah 2011 15-17 menyatakan, jika hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka dari itu ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri yang Terjadi Secara Sadar, artinya individu yang belajar akan menyadari perubahan ini, atau setidaknya individu tersebut akan merasakan perubahannya. Misalnya, ia menyadari bahwa ilmunya berkembang, kemampuannya berkembang, dan kebiasaannya berkembang. Oleh karena itu, perubahan perilaku pribadi akibat mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam kategori perubahan makna belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak mengetahui perubahan tersebut.[5]Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional, akibat pembelajaran, perubahan yang terjadi pada diri individu bersifat kontinyu, tidak statis. Perubahan yang terjadi akan mengarah pada perubahan selanjutnya dan akan berguna dalam kehidupan atau proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, dia akan mengalami transisi dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis. Perubahan ini terus berlanjut hingga kemampuan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Dia bisa menulis dengan kapur, dan sebagainya. Selain itu, dengan kemampuan menulisnya, ia juga dapat mempelajari keterampilan lainnya. Misalnya, Anda dapat menulis surat, menyalin catatan, mengerjakan soal, dll..[6]Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif, Dalam proses pembelajaran, perubahan ini selalu meningkat, tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, jika Anda melakukan lebih banyak upaya belajar, Anda akan mendapatkan lebih banyak perubahan yang lebih baik. Perubahan aktif berarti perubahan tidak terjadi sendiri, tetapi karena upaya individu itu sendiri. Misalnya, perubahan tingkah laku akibat proses pendewasaan yang terjadi secara otomatis akibat dorongan internal tidak termasuk perubahan makna pembelajaran.[7]Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara, Perubahan sementara sementara yang terjadi hanya dalam waktu singkat seperti berkeringat, robek, menangis, dll. Tidak dapat diklasifikasikan sebagai perubahan pembelajaran. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses pembelajaran bersifat permanen atau permanen. Artinya perilaku yang terjadi setelah belajar akan bersifat permanen. Misalnya, keterampilan bermain piano anak tidak akan hilang setelah belajar, tetapi jika terus digunakan atau dilatih, mereka akan terus memiliki dan menjadi lebih berkembang.[8]Perubahan dalam Belajar Bertujuan dan Terarah, Artinya perubahan perilaku terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perubahan mengarah pada perubahan perilaku, dan perubahan ini benar-benar terwujud. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya telah menentukan tujuan yang bisa dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kemahiran yang akan dia capai. Oleh karena itu tingkah laku belajar selalu diarahkan pada tingkah laku yang ditentukan.[9]Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku, Perubahan yang diperoleh individu setelah proses pembelajaran meliputi perubahan perilaku secara keseluruhan. Jika seseorang mempelajari sesuatu, dia akan mengalami perubahan radikal dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dll. Sebagai akibatnya. Misalnya, jika seorang anak belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling nyata adalah teknik mengendarai sepeda. Namun, ia mengalami perubahan lain, seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang berbagai jenis sepeda, pengetahuan tentang peralatan sepeda, keinginan untuk sepeda yang lebih baik, kebiasaan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Oleh karena itu, salah satu aspek perubahan sangat erat kaitannya dengan aspek lainnya[10]Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah menjadi lebih baik. Dalam kegiatan ini pendidik bisa melatih dalam pembelajaran di sekolah, ini bisa dimulai dari pemberian contoh oleh pendidik itu sendiri. Jadi seorang pendidik harus senantiasa menjaga sikap agar bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya, karena mengingat bahwa tujuan yang diinginkan dalam belajar adalah bersifat PEMBELAJARANPembelajaran merupakan perpaduan antara unsur manusia, materi, fasilitas, peralatan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Orang-orang yang terlibat dalam sistem pengajaran termasuk siswa, guru, dan personel lain, seperti personel laboratorium. Materi termasuk buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, kaset audio dan kaset video. Fasilitas dan perlengkapan termasuk ruang kelas, perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur, termasuk jadwal dan metode pemberian informasi, praktik, studi, ujian, dll.[11] Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran antara lain1. Siswa Atau Peserta DidikUntuk memilih metode pembelajaran, tingkat pendidikan siswa harus disesuaikan. Tekankan bahwa pertimbangan perbedaan jenjang pendidikan adalah kemampuan siswa, terlepas dari apakah mereka dapat berpikir secara abstrak atau tidak. Penerapan metode sederhana dan kompleks tentunya sangat berbeda, dan semuanya berkaitan dengan kemampuan berpikir dan berperilaku siswa pada setiap jenjang. 1 2 3 4 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Disease2019 (Covid-19) Maka dalam penulisan skripsi ini, yang akan penulis teliti adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelanjutan pendidikan bagi anak-anak, yaitu khususnya masyarakat petani yang ada di desa Bontongan Kec risalah jenis ini adalah yang paling acap kali di Pada tahun 2020 ini, dunia diguncangkan oleh munculnya sebuah virus
Hakikat Belajar dan Pembelajaran – Manusia mempunyai kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kemampuan manusia akan semakin bertambah dengan banyaknya pengalaman yang mereka dapatkan. Belajar adalah sebuah proses di mana manusia mencari pengalaman untuk terus bertahan Hakikat BelajarBurton 1984 dalam Siregar 2014; 4, mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu yang disebabkan adanya interaksi antara individu itu sendiri dengan lingkungannya mereka lebih mampu untuk berinteraksi dengan lingkungannya”.Gagne dan Berlier 1983 252 dalam Rifa’i 2011 82 menjelaskan bahwa hakikat belajar adalah sebuah proses yang dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari juga Prinsip Prinsip BelajarFotana 1981 dalam Winataputra 2007 mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari samping itu, Gagne 1985 dalam Winataputra 2007 juga berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan tidak berasal dari proses pertumbuhan”.Slameto 2010 2 mengatakan bahwa belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapat suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi tersebut menekankan bahwa belajar merupakan sebuh proses, maksudnya adalah belajar tidak akan dilakukan secara singkat tetapi secara terus menerus continu. Belajar adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan merupakan hasil dari perilaku sebelumnya yang berupa sebuah Surya 1997 dalam Rusman 2015 13, menyatakan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk mendapat perubahan prilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman pribadinya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Surya mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses, maksudnya yaitu bahwa belajar merupakan hasil dari sebuah tindakan yang telah dilakukan atau tidak tiba-tiba berubah. Lebih lanjut belajar adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara sengaja. Tindakan yang disengaja ini adalah untuk mencapai suatu perubahan yang 2015 25 mengungkapkan bahwa belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan memiliki peran penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Pendapat ini menekankan bahwa belajar sebagai faktor dalam pembentukan karakter dan perilaku. Pembentukan pribadi dan prilaku seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan belajarnya, misalnya saja dia tidak bisa melakukan proses belajar dengan baik, maka akan menghasilkan pembentukan pribadi dan prilaku yang tidak baik dan begitu pula L. Kingskey dalam Rusman 2015 13 menyebutkan bahwa learning is process by which behavior in the broader sence as originated or changed throught practice or training. Belajar merupakan sebuah proses yang mana perilaku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah dengan melakukan praktik atau latihan. Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat dari Surya yang mengatakan bahwa belajar adalah hasil dari yang dimaksud oleh Howard L kingkey disini berupa praktik atau latihan. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli diatas, hal yang paling utama dalam belajar yaitu terjadinya perubahan perilaku. Jadi bisa disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses secara sadar dilakukan untuk dapat mencapai tujuan, belajar biasanya ditandai dengan adanya perubahan perilaku secara menyeluruh yang disebabkan oleh interaksi secara individu ataupun secara penjelasan tersebut maka bisa disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku individu sebagai akibat dari pengalaman yang berupa interaksi dengan lingkungan sekitar. Melihat dari beberapa pendapat ahli, Rifa’i 2011 82-83 menjelaskan bahwa konsep belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu Belajar berhubungan dengan perubahan proses belajar di sekolah, perubahan perilaku peserta didik mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai seluruh bahan belajar dan kecenderungan siswa mempunyai sikap dan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh guru. Untuk dapat mengukur apakah seseorang sudah belajar atau masih belum belajar, maka dibutuhkan adanya sebuah perbandingan antara perilaku sebelum dan sesudah melakukan kegiatan belajar. Jika terjadi perbedaan perilaku, maka bisa disimpulkan bahwa seseorang tersebut telah perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses akan membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti misalnya tinggi badan, berat badan, dan juga kekuatan fisik, tidak akan dipadang sebagai hasil belajar. Kematangan pada diri seseorang sangat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan kematangan ini akan menjadi prasyarat untuk perilaku karena belajar bersifat relatif yang dapat memahami proses belajar dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari kegiatan belajar pada kehidupan yang nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang terdapat di lingkungannya. Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaki antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Apa yang dipelajari seseorang bisa dijelaskan dan disimpulkan dari perubahan yang perilaku pada setiap individu sangat berbeda-beda tergantung dari pengalaman yang telah mereka dapatkan. Pengalaman yang bermakna tentunya akan membentuk perilaku yang lebih kuat. Seperti halnya dengan proses belajar pada siswa, saat proses belajar tidak bermakna kurang bermakna akan mengakibatkan perubahan perilaku yang terjadi bersifat karena itu diperlukan adanya proses pembelajaran yang variatif yang mampu memberikan kesempatan bagi murid untuk bertanya, mencari dan mencoba sendiri apa yang tengah mereka pelajari. Kegiatan seperti ini akan memberikan kesan yang tersendiri bagi siswa sebagai hal yang menari dan tidak membosankan yang berujung pada kebermaknaan suatu pembelajaran. Dengan begitu, perubahan perilaku sebagai hasil proses belajar akan lebih – Ciri BelajarMenurut Surya 1997 dalam Rusman 2015 14 terdapat delapan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yakni 1 perubahan yang telah disadari dan disengaja, 2 perubahan yang berkesinambungan, 3 perubahan yang fungsional, 4 perubahan yang memiliki sifat positif, 5 perubahan yang memiliki sifat aktif, 6 perubahan yang memiliki sifat permanen, 7 perubahan yang memiliki tujuan dan terarah, 8 perubahan perilaku secara yang disadari atau disengaja disini masksudnya adalah bahwa perubahan merupakan hasil dari suatu pemikiran. Perubahan yang dilakukan tanpa adanya suatu paksaan dan terjadi atas dasar keinginan. Perubahan berkesinambungan maksudnya adalah bahwa perubahan yang terjadi merupakan kelanjutan dari pengetahuan atau hasil dari perubahan yang fungsional merupakan suatu perubahan yang baik, perubahan yang baik artinya bahwa perubahan yang terjadi akibat dari belajar adalah perubahan yang bisa berfungsi untuk hal-hal yang memiliki sifat yang memiliki sifat aktif maksudnya adalah perubahan tersebut merupakan hasil dari perbuatan yang telah dilakukan, bukan karena sebuah perlakuan dari luar. Perubahan yang memiliki sifat permanen artinya adalah perubahan yang berlangsung lama dan ini bukan yang memiliki sifat sementara. Perubahan yang terarah maksudnya adalah perubahan tersebut telah direncanakan sedemikian rupa atau bisa juga diartikan sebagai perubahan yang disadari. Pengertian dari perubahan perilaku secara keseluruhan adalah bahwa perubahan yang terjadi secara menyeluruh tidak bagian per Hakikat PembelajaranKata pembelajaran diambil dari kata dasar “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar Susanto 2013 19.Pembelajaran menurut Briggs 1992 dalam Rifa’i 2011191 adalah “seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan”.Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction dan bersifat eksternal dengan guru sebagai menurut Winkel 1991 dalam Siregar 201412, “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”.Pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan bagaimana siswa berperilaku. Perilaku yang ditunjukan siswa harus sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan sebagai hasil dari pembelajaran. Hasil belajar akan diperoleh secara maksimal ketika pembelajaran tersebut memberi makna bagi siswa. Untuk itu, kreativitas guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Gagne 1977 dalam Siregar 2014 16-17 mengemukakan ada 9 prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikutMenarik perhatian yaitu hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang lucu, aneh, kontradiksi atau tujuan pembelajaran yaitu memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti konsep/prinsip yang telah materi bimbingan belajar yaitu melalui kinerja/penampilan siswa yaitu siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah balikan yaitu memberitahu seberapa jauh ketepatan penampilan hasil belajar yaitu memberikan tes / retensi dan transfer belajar yaitu merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan Hasil BelajarMenurut Dimyati dan Mudjiono 20093 hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut menekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalah komunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil juga Pengertian Aktivitas BelajarSedangkan menurut Suprijono 20095 hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat dari terjadinya suatu proses interaksi antar guru dan murid yang disebut dengan proses siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Wasliman 2007 dalam Susanto 2013 12-13 menyebutkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut yaituFaktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan PUSTAKASiregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor Ghalia Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang UNNES Press. Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta Pustaka Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta Pustaka Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta Kencana Prenada Media Udin S dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Universitas 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta Rineka CiptaRusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta PT. Raja Grafindo Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta Pustaka Belajar. AdvertisementScroll to Continue With Content
Psikologibelajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Cara Memanfaatkan Pemakaian HP di Kelas Saat BelajarPendahuluan Perkembangan teknologi, terutama ponsel pintar smartphone, telah mengubah cara kita belajar. Di era digital saat ini, penggunaan ponsel dalam konteks pembelajaran bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Artikel ini akan memberikan beberapa cara pemakaian HP di kelas saat belajar yang dapat memberikan manfaat bagi Aplikasi Pembelajaran Ponsel pintar dapat menjadi alat yang berguna untuk mengakses aplikasi pembelajaran. Ada banyak aplikasi yang tersedia secara gratis atau berbayar yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Beberapa aplikasi populer termasuk Khan Academy, Duolingo, Photomath, dan Quizlet. Dengan menggunakan aplikasi ini, siswa dapat belajar dengan cara yang interaktif dan menarik. Mencatat dengan Aplikasi Catatan Ponsel pintar juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencatat. Banyak aplikasi catatan yang dapat diunduh, seperti Evernote atau Microsoft OneNote, yang memungkinkan siswa untuk membuat catatan secara digital. Keuntungan menggunakan aplikasi catatan adalah catatan tersebut dapat dengan mudah diorganisir, dicari, dan dibagikan. Siswa juga dapat menggunakan fitur suara atau foto untuk mencatat informasi dengan cepat. Mengeksplorasi Sumber Belajar Online Dalam kelas, ponsel dapat digunakan untuk mencari sumber belajar tambahan secara online. Dengan akses internet, siswa dapat mencari materi pelajaran yang lebih mendalam, menonton video pembelajaran, membaca artikel, atau mengakses sumber daya edukatif lainnya. Ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang topik yang sedang dan Diskusi Ponsel juga dapat digunakan untuk berkolaborasi dengan teman sekelas atau untuk berpartisipasi dalam diskusi online. Siswa dapat menggunakan pesan teks, grup chat, atau platform kolaboratif seperti Google Docs untuk berbagi ide, bertanya pertanyaan, atau memecahkan masalah bersama. Ini memfasilitasi kerja kelompok dan memperluas lingkup pembelajaran siswa di luar ruang dan Pengatur Waktu Fitur pengingat dan pengatur waktu pada ponsel dapat membantu siswa mengatur jadwal belajar mereka. Siswa dapat menggunakan alarm atau pengingat untuk membantu mereka mengatur waktu belajar, mengingat tenggat waktu tugas, atau mengatur jadwal untuk ulangan. Dengan pengaturan waktu yang baik, siswa dapat meningkatkan efisiensi belajar Penggunaan ponsel pintar di kelas saat belajar dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan bijak. Dengan menggunakan aplikasi pembelajaran, aplikasi catatan, dan eksplorasi sumber belajar online, siswa dapat memperdalam pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Kolaborasi dan diskusi menggunakan ponsel juga memungkinkan siswa untuk memperluas perspektif mereka. Terakhir, fitur pengingat dan pengatur waktu pada ponsel dapat membantu siswa mengatur jadwal belajar mereka. Dengan menggunakan ponsel secara bijak, siswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dan memaksimalkan potensi ponsel sebagai alat pembelajaran yang bermanfaat Lihat Pendidikan Selengkapnya
Mengajar Mengembangkan Potensi Siswa. Author: admin. Gaya guru dalam mengajar di kelas, pada umumnya dipengaruhi oleh persepsi guru itu sendiri tentang mengajar. Jika seorang guru bepersepsi bahwa mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan, maka dalam mengajar guru tadi cenderung menempatkan siswa sebagai wadah yang harus diisi oleh guru.
A. HakikatBelajar Hakikat Belajar Manusia memiliki kemampuan untukselalu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakinbertambah dengan banyaknya pengalaman yang didapat. Belajar merupakan proses dimana manusia mencari pengalaman untuk terus bertahan hidup. Menurut Burton1984 dalam Siregar 2014 4, “belajar adalah proses perubahan tingkah lakupada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannyasehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Gagne danBerliner 1983 252 dalam Rifa’i 2011 82 menyatakan bahwa belajar merupakanproses dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil daripengalaman. Fontana 1981 dalam Winataputra2007 berpendapat bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan yangrelatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. SepertiFontana, Gagne 1985 dalam Winataputra 2007 juga menyatakan bahwa “belajaradalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasaldari proses pertumbuhan”. Slameto2010 2menyampaikan bahwa belajar ialahsuatuproses usaha yang dilakukan seseoranguntuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan tersebut menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses, artinyabelajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus continu. Belajar adalah usaha, yangdilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan merupakan hasil dariperilaku sebelumnya yang berupa pengalaman. SementaraSurya 1997 dalam Rusman2015 13,menjelasakan bahwabelajar sebagaisuatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilakusecara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman pribadi itu sendiri dalaminteraksi dengan lingkungannya. Surayamenjelaskan bahwa belajar adalah proses, artinya bahwa belajar adalah hasildari sebuah tindakan yang dilakukan atau tidak tiba-tiba berubah. Lebih lanjutbelajar itu merupakan suatu tindakan yang disengaja. Tindakan yang disengajaitu adalah untuk mencapai perubahan yang 2015 12berpendapat bahwa belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi danberperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Pendapattersebut menempatkan belajar sebagai faktor dalam pembentukan karakter danperilaku. Pembentukan pribadi dan prilaku seseorang sangat dipengaruhi olehkegiatan belajarnya, misal dia tidak dapat belajar dengan baik, maka akanmenghasilkan pembentukan pribadi dan prilaku tidak baik begitupun sebaliknya. Howard L. Kingskey dalam Rusman 2015 13mengatakan bahwa learning is process bywhich behavior in the broader sence os originated or changed through practiceor adalah proses yang mana perilaku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik tersebut hampir samadengan pendapat dari Surya yang menjelaskan bahwa belajar merupakan hasil dariproses. Proses yang dimaksud oleh Howard L kingkey berupa latihn atau berdasarkan pendapat ahli diatas, hal yang paling utama dalam belajaradalah terjadinya perubahan prilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajaradalah proses secara sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan, belajarditandai dengan adanya perubahan perilaku secara menyeluruh yang diakibatkanoleh interaksi secara individu maupun secara kelompok. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagaiakibat dari pengalaman yang berupa interaksi dengan lingkungan sekitar. Melihatdari berbagai pendapat ahli, Rifa’i 2011 82-83 menyebutkan bahwa konsepbelajar mengandung tiga unsur utama yaitu 1. Belajar berkaitan denganperubahan perilaku. Dalam kegiatan belajar di sekolah,perubahan perilaku siswa mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasaiberbagai bahan belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-nilaiyang diajarkan oleh pendidik. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajaratau belum belajar, diperlukan adanya perbandingan antara perilaku sebelum dansetelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, makadapat disimpulkan bahwa itu telah belajar. 2. Perubahan perilaku itu terjadikarena didahului oleh proses pengalaman. Pengalaman dapat membatasijenis-jenis perubahan perilaku yang dipandang mencerminkan belajar. Perubahanperilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi badan, berat badan,dan kekuatan fisik, tidak dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan pada diriseseorang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan kematangan itumenjadi prasyarat untuk belajar. 3. Perubahan perilaku karena belajarbersifat relatif permanen. Seseorang yang mampu memahami prosesbelajar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada kehidupannyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dariinteraksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari seseorangdapat diuraikan dan disimpulkan dari perubahan yang terjadi. Perubahan perilaku pada setiapindividu berbeda-beda bergantung dari pengalaman yang mereka yang bermakna akan membentuk perilaku yang jauh lebih kuat. Samahalnya dengan proses belajar pada siswa, ketika proses belajar kurang bermaknaakan mengakibatkan perubahan perilaku yang terjadi bersifat dibutuhkan proses pembelajaran yang variatif yang mampu memberikankesempatan bagi siswa untuk bertanya, mencari dan mencoba sendiri apa yangsedang mereka pelajari. Kegiatan semacam ini memberi kesan tersendiri bagisiswa sebagai hal yang menarik dan tidak membosankan yang berujung padakebermaknaan sebuah pembelajaran. Dengan demikian, perubahan perilaku sebagaihasil proses belajar akan maksimal. Ciri – Ciri Belajar Menurut Surya1997 dalam Rusman 201514 ada delapan ciri-ciri dariperubahan perilaku, yaitu 1 perubahan yang disadari dan disengaja, 2perubahan yang berkesinambungan, 3 perubahan yang fungsional, 4 perubahanyang bersifat positif, 5 perubahan yang bersifat aktif, 6 perubahan yangbersifat permanen, 7 perubahan yang bertujuan dan terarah, 8 perubahanperilaku secara keseluruhan. Perubahan yang disadari atau disengaja artinya adalah bahwa perubahan merupakanhasil dari sebuah pemikiran. Perubahan dilakukan tanpa adanya paksaan danterjadi atas dasar keinginan. Perubahan berkesinambungan artinya bahwaperubahan yang terjadi merupakan kelanjutan dari pengetahuan atau hasil dariperubahan sebelumnya. Perubahan yang fungsional artinya bahwa perubahan yangbaik, perubahan yang baik dimaksudkan bahwa perubahan yang terjadi akibat daribelajar adalah perubahan yang dapat berfungsi untuk hal hal yang bersifatpositif. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah perubahan tersebutmerupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan, bukan karena sebuah perlakuandari luar. Perubahan bersifat permanen diartikan sebagai perubahan yangberlangsung lama, dan tetap. Perubahan tersebut bukan yang bersifat yang terarah artinya perubahan tersebut sudah direncanakan sedemikianrupa atau diartikan lagi sebaai sebuah perubahan yang disadari. Dan perubahanperilaku secara keseluruhan mempunyai arti bahwa perubahan yang terjadi secaramenyeluruh tidak bagian per bagian. Sedangkan menurutSlameto 2010 3 menyampaikan bahwa ciri-ciri dari perubahan tingkah lakudalam pengertian belajar, yaitu 1 perubahan terjadi secara sadar, 2perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, 3 perubahan dalambelajar bersifat positif dan aktif, 4 perubahan dalam belajar bukan bersifatsementara, 5 perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, 6 perubahanmencakupseluruh aspek tingkah laku. B. HakikatPembelajaran Hakikat Pembelajaran Kata pembelajaran diambil dari katadasar “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”,diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehinggaanak didik mau belajar Susanto2013 19. Pembelajaran menurut Briggs 1992 dalam Rifa’i 2011191 adalah “seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan”.Seperangkat peristiwa itu membangunsuatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction dan bersifat eksternal dengan guru sebagai pendidik. Sedangkan menurutWinkel 1991 dalam Siregar 201412, “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yangdirancang untuk mendukung prosesbelajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaiankejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”. Berdasarkan pendapat di atas, dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dengan sengajadirancang untuk memudahkan siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinyasecara maksimal. Pembelajaran pada dasarnya bertujuanuntuk mengarahkan bagaimana siswa berperilaku. Perilaku yang ditunjukan siswaharus sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan sebagai hasil daripembelajaran. Hasil belajar akan diperoleh secara maksimal ketika pembelajarantersebut memberi makna bagi siswa. Untuk itu, kreativitas guru dalam prosespembelajaran sangat diperlukan. Gagne 1977 dalam Siregar 2014 16-17mengemukakan ada 9 prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakanpembelajaran, sebagai berikut Menarik perhatian yaitu hal yangmenimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang lucu, aneh,kontradiksi atau kompleks. Menyampaikan tujuan pembelajaranyaitu memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesaimengikuti pelajaran. Mengingatkan konsep/prinsip yangtelah dipelajari. Menyampaikan materi pelajaran. Memberikan bimbingan belajar yaitumelalui pertanyaan-pertanyaan. Memperoleh kinerja/penampilan siswayaitu siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah dipelajari. Memberikan balikan yaitu memberitahuseberapa jauh ketepatan penampilan siswa. Menilai hasil belajar yaitumemberikan tes / tugas. Memperkuat retensi dan transferbelajar yaitu merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer denganmemberikan rangkuman. Ketika guru mampu melaksanakanpembelajaran sesuai prinsip yang ada, diharapkan akan tercipta pembelajaranyang bervariasi. Pembelajaran yang menarik akan mampu menarik minat belajarsiswa yang akan diiringi dengan hasil belajar yang meksimal. C. HasilBelajar Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono20093 hasil belajar merupakan hasildari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebutmenekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi adalahkomunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru,tindakmengajar diakhiri denganproses evaluasi hasil belajar. Sedangkanmenurut Suprijono 20095hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajarmerupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan inimerupakan akibat dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut dengan prosespembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilandasi olehsebuah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuanpembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Rifa’i2011 85 mengatakan “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yangdiperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Sejalan denganpernyataan Rifa’i, Susanto 2013 5 mengemukakan bahwa “hasil belajar adalahkemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Gagne dalamPurwanto 2014 42 menambahkan bahwa “hasil belajar adalah terbentuknyakonsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkunganyang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulusbaru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori”. Hasil belajar harus menunjukan suatuperubahaan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yangbersifat menetap, fungsional, positif dan disadari Anitah 2009 Gagnedalam Suprijono 2012 5-6 mengemukakan bahwa hasil belajar berupa 1informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentukbahasa, baik lisan maupun tertulis; 2 keterampilan intelektual, yaitukemampuan mempresentasikan konsep dan lambang; 3 strategi kognitif, yaitukecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; 4keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalamurusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5 sikapadalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadapobjek tersebut. Keberhasilan siswa dalam mencapaihasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Wasliman 2007 dalam Susanto2013 12-13 menyebutkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didikmerupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebutyaitu Faktor internal merupakan faktoryang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuanbelajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian,motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar serta kondisi fisik dankesehatan. Faktor eksternal merupakanfaktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasilbelajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa sebagai akibat dari proses belajar yang dipengaruhi olehfaktor dalam dirinya maupun dari luar. Perubahan perilaku pada siswa haruslahbersifat menyeluruh menyangkut semua aspek. Oleh karena itu, guru harusmemperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya olehsiswa. Guru merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil belajarsiswa. Susanto 2013 13 menjelaskan bahwa peran guru dalam proses pembelajaransangat penting. Sebab, siswa merupakanorganisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang harus mampu melihat siswanya sebagai pribadi yang berbeda-beda, di manakebutuhan setiap siswa akan berbeda dengan siswa lain. Perlakuan yang tepatoleh guru akan membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal. DAFTARPUSTAKA Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar danPembelajaran. Bogor Ghalia Indonesia. Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi UNNES Press. Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta PustakaPelajar. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. YogyakartaPustaka Pelajar. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Kencana Prenada Media Group. Winataputra, Udin S dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta UniversitasTerbuka. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. JakartaRineka Cipta Model-model pembelajaran. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori &Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta Pustaka Belajar. Sumber A Hakikat anak didik sebagai manusia. Sebelum mempelajari secara khusus mengenai anak didik dalam kaitannya sebagai siswa, perlu kiranya melihat anak didik itu sebagai manusia dengan kata lain manusia adalah kunci utama dalam kegiatan pendidikan. Dalam hal ini, ada beberapa pandangan mengenai hakikat manusia. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi yang serba modern menuntut setiap negara untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu yang mampu mengikuti alur era globalisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu harus melakukan suatu proses yang disebut belajar. Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Dan didalam pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas. Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah yang berjudul“ Hakikat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakikat dari belajar dan pembelajaran itu sendiri. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari belajar dan pembelajaran? 2. Apakah tujuan belajar dan pembelajaran? 3. Apakah faktor yang memengaruhi belajar dan pembelajaran? Tujuan Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran. BAB II PEMBAHASAN Hakikat Belajar Secara harfiah, Belajar adalah yang tidak tahu menjadi tahu. Secara keilmuan, belajar merupakan perilaku kognitif yang memerlukan tingkat keterbukaan kondisi tertentu yang akan menghasilkan perubahan perilaku atau disposisi untuk bertindak dtindak lanjuti. Menurut kamus bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat W. Gulo, 2002 23. Menurut Nana Sudjana 2002, pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai hasil belajar sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli 1. Belajar menurut Skinner Belajar menurut Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pembelajar, Respons si pembelajar, dan Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Mudjiono, 20029 2. Belajar Menurut Gagne Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”. Prses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta memprsentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. 3. Belajar Menurut Pandangan Piaget Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut. i Sensori motor 0-2 tahun, ii pra operasional 2-7 tahun, iii operasional konkret 7-11 tahun, dan iv operai formal 11-ke atas. Belajar pengetahuan meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah a. Eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan bimbingan b. Pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala c. Aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut. Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut. a. Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan menunjang proses pemecahan masalah. d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Tujuan Belajar Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai tujuan belajar. Sukandi, 1983 berpendapat bahwa tujuan belajar adalah mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perbuatan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerima dan penghargaan Menurut Surakhmat, 1986 tujuan belajar adalah mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan sikap dan perbuatan. Demikian pula bahwa tujuan belajar itu dimaknai sebagai pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran Slavin, 1994. Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Belajar adalah merubah tingkah laku dan perbuatan yang ditandai dengan kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap sehingga tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. 1. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. 2. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. b. Faktor Eksternal Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Teori Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan stimulans yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif respon berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Ada tiga jenis teori Behaviorisme a. Teori Belajar Respondent Conditioning Teori ini diperkenalkan oleh Pavlov, yang didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau tingkah laku merupakan respon yang dapat diamati dan diramalkan. Fisiolog Pavlov 1849-1936 mengkaji stimuli rangsangan tak bersyarat yang secara spontan memanggil respon. Melalui conditioning, stimuli netral netral spontan memancing refleks namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon refleks. Bila satu stimuli menghasilkan respon, maka stimuli kedua yang tidak relevan dihadirkan serempak dengan stimuli pertama, dan akhirnya respon tadi muncul tanpa menghadirkan stimuli pertama. b. Teori Belajar Operant Conditioning Skinner sebagai tokoh teori belajar Operant Conditionioning berpendapat bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati., sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Teori Skinner 1954 sering disebutOperant Conditioning yang berunsur rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli tanda/syarat bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif namun keduanya memperkukuh atau memperkuat reinforcement. c. Teori Observation Learning Belajar Pengamatan atau Socio-Cognitive Learning Belajar Sosio-Kognitif Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut dengan belajar observasi observation learning. Albert Bandura 1969 menjelaskan bahwa belajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai. Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial Sosial learning karena yang menjadi obyek observasi pada umumya perilaku belajar orang lain. Albert Bandura 1969 mengartikan belajar sosial sebagai aktivitas meniru melalui pengamatan observasi. Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru . istilah Modeling digunakan untuk menggambarkan proses belajar sosial. Model ini merujuk pada seseorang yang berperilaku sebagai stimuli bagi respon pebelajar. John W. Santrock 1981 menyebut pandangan Albert Bandura tentang teori belajar sebagai teori belajar sosial kognitif. Hal ini didasarkan pemikiran bahwa meniru perilaku model melibatkan proses-proses psikologis yang sangat bersifat kognitif seperti perhatian attention, ingatan retention, kinerja motorik motorik reproduction, kondisi penguatan dan insentif. Walter Mischel 1973 cenderung menggunakan instilah cognitive social-learning theory, karena di dalamnya terkandung harapan expectancies, strategi memproses informasi dan memaknai stimuli secara pribadi, anutan nilai subyektif dilekatkan pada stimuli subjective stimuli values. 2. Teori Belajar Kognitivisme Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognitif dalam aktivitas belajar. 3. Teori Belajar Konstruktivisme Konsep dasar belajar menurut teori belajar konstruktivisme adalah pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Pembelajaran konstuktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. 4. Teori Belajar Humanisme Menurut teori belajar humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanisme lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran artinya suatu proses belajar yang terjadi karena adanya guru sebagai pengajar atau pendidik dan adanya murid atau peserta didik sebagai yang diajar atau sebagai penerima ilmu pengetahuan atau keterampilan. Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik Darsono, 2000 24. Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri Tilaar, 2002 128. Maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didikstudent of learning, dan bukan pengajaran oleh guruteacher of teaching Suryosubroto, 1997 34. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil belajar yang maksimal. Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sma lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Robert F. Mager 1962 misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel 1981, juga Kemp 1977 yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambrkan hasil belajar yang diharapakan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi ke tiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington 1984 yakni tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut 1. Faktor Kecerdasan Yang dimaksud dengan kecerdasan ialah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak. Kecerdasan adalah suatu kemapuan yang dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya, tetapi hanya dapat mengembangkannya. 2. Faktor Belajar Yang dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien. 3. Faktor Sikap Sikap dapat menentukan kualitas belajar seseorang. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar. 4. Faktor Kegiatan Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. 5. Faktor Emosi dan Sosial Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif. 6. Faktor Lingkungan Yang dimaksud faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat seseorang belajar. Selain kenyamanan tempat belajar, hubungan yang kurang serasi dengan teman juga dapat menganggu kosentrasi dalam belajar. 7. Faktor Guru Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya. Model-model Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar. Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­ tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Ibrahim, dkk, 20007. Menurut Slavin 1997, pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. 3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks Ratumanan, 2002 123. BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Saran Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta PT Rineka Cipta Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta PT Rineka Cipta Gintings Abdorrakhman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung Humaniora Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan terjemahan Munandir.Jakarta Rajawali Pers. Rooijakkkers, Ad.. 1990. Mengajar dengan Sukses. Jakarta Gramedia.

Pembelajarantematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain

ENsItj.
  • mql5yr1xvo.pages.dev/122
  • mql5yr1xvo.pages.dev/302
  • mql5yr1xvo.pages.dev/154
  • mql5yr1xvo.pages.dev/114
  • mql5yr1xvo.pages.dev/187
  • mql5yr1xvo.pages.dev/252
  • mql5yr1xvo.pages.dev/52
  • mql5yr1xvo.pages.dev/346
  • pertanyaan tentang hakikat belajar dan pembelajaran